Tengah Malam, Nenek Mengais membongkar Tong Sampah Sambil Menangis, Siapa Sangka Esok Harinya, Anak dan Cucunya Melakukan Ini

Kisahnya seperti ini, ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorang nenek berusia 70 tahun, seorang ayah, ibu dan seorang anak berusia 6 tahun. Nenek setiap harinya berjualan telur di pasar, sedangkan ayah bekerja sebagai seorang buruh.

Suatu kali, sewaktu cucunya pulang ke rumah dari sekolah, nenek langsung buru-buru masuk ke kamar sambil memanggil sang cucu, "Nak, sini sini.. Nenek belikan kamu sesuatu!" sang cucu pun berlari ke kamar neneknya. Nenek mengeluarkan sebuah baju, "Coba kamu lihat, hari ini nenek ada beliin kamu baju baru, minggu depan kan ulang tahun kamu, nih lihat! Ada gambar beruang kesukaan kamu!" cucu sangat kegirangan dan langsung mengenakannya saat itu juga.


Malam hari itu, waktu ayah dan ibunya pulang, ibunya langsung tidak suka, karena baju yang dibelikan nenek kualitasnya memang kurang bagus, selain itu kelihatan norak sekali, namun dia tidak mengatakan apa-apa. Setelah makan, dia membawa anaknya mandi, kemudian berkata, "Ryan, buka bajunya, di rumah masih banyak baju yang lain, baju ini disimpen dulu aja." nenek yang mendengar hal itu langsung merasa sedih.

Malamnya, waktu semua orang sudah tidur, nenek diam-diam pergi mencari tong sampah di depan rumah, dia membongkarnya dan menemukan baju yang dia belikan untuk cucunya Ryan, ternyata menantunya membuang baju itu karena dianggap jelek dan norak. Nenek menangis dan membersihkan baju yang sudah menjadi kotor itu. Kemudian dia masuk ke dalam rumah sambil menangis. Pemandangan ini ternyata terlihat oleh anaknya, yang juga adalah ayah Ryan. Ayah Ryan juga menitikkan air matanya.

Keesokan harinya adalah hari sabtu, ibu Ryan pergi bersama temannya, sedang nenek masih pergi ke pasar untuk berjualan telur ayam. Pagi itu ayah Ryan membangunkan Ryan sambil berkata, "Nak, hari ini kita bikin percobaan sosial yuk!" Ryan mengangguk, lalu ayahnya melanjutkan, "Kita coba lihat gimana nenek jual telur ya!" Ryan kembali mengangguk, kemudian keduanya pergi ke pasar dan diam-diam memperhatikan nenek yang sedang berjualan telur dari jauh.

Kira-kira, sepanjang pagi, nenek menjual 50 butir telur, lalu nenek pun membereskan barang dagangannya waktu hari mulai siang. Hari itu ia tidak langsung pulang, namun pergi ke sebuah toko baju anak. Ryan dan ayahnya masih mengikutinya dari belakang.

Setelah neneknya masuk ke toko, ia mengeluarkan baju yang diberikan pada Ryan kemarin dan berkata pada pemilik toko kalau nenek mau mengembalikan bajunya, namun waktu pemilik toko melihatnya, dia menjawab, "Gak boleh dikembaliin, itu liat aja bajunya udah kotor gitu, mereknya juga udah digunting, ga bisa ga bisa." Nenek menjawab, "Kalau gitu saya cuci dulu sampai bersih bisa gak"

"Gak bisa sama aja!" kata pemilik toko. Nenek tidak bisa lagi menahan air matanya sambil berkata, "Boleh lah aku mohon, baju ini, aku harus jualan telur 2 hari baru bisa beli.. Beli begitu mahal, aku pikir cucu dan menantuku akan puas……" namun nenek tidak sanggup lagi melanjutkan perkataannya. "Kalau aku ijinkan ibu kembalikan, aku rugi dong bu, jangan cuman lihat aku ini buka toko, aku juga susah cari uang bu.."

Nenek akhirnya hanya bisa duduk di depan toko sambil menangis, rambutnya yang putih dan badannya yang sudah lemah makin terlihat lemah dengan air matanya. Pemilik toko tadi mendatanginya, "Bu, ibu jangan duduk disini, nanti dikira orang saya ngapain ibu lagi.."

"Nak, kamu pergi pakai bajunya…" kata ayah Ryan saat itu. Mereka berdua menghampiri nenek, lalu Ryan langsung mengganti bajunya dengan baju di tangan nenek. "Nek, jangan dikembaliin bajunya, aku suka banget." Ayah Ryan membantun nenek berdiri dan mengangkat juga barang jualan nenek, "Ma, mama gak perlu lagi jualan telur, aku yang beli semua telur mama setiap harinya."

Mereka pulang ke rumah hari itu bersama-sama. Nenek memegang tangan sang cucu sambil menitikkan air matanya..

Sobat cerpen, kebahagiaan sebuah keluarga itu tidak dinilai dari apa yang dipakai, atau berapa uang yang diperoleh, melainkan dari saling mengasihi satu sama lain. Asalkan satu keluarga bisa saling mengasihi, pasti kamu akan merasa bahagia. Hanya karena selembar baju saja sampai begitu menyakiti orang tua, itu malah membuat anak-anak kehilangan hormat pada orang tua. Menjadi seseorang yang menghormati orang tua, terlebih dulu harus diberi teladan oleh papa dan mama! Yuk bagikan artikel ini!


sumber : beauties life | cerpen.co.id

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tengah Malam, Nenek Mengais membongkar Tong Sampah Sambil Menangis, Siapa Sangka Esok Harinya, Anak dan Cucunya Melakukan Ini"

Posting Komentar